PERANCANGAN PROTOTYPE JEMURAN PINTAR BERBASIS ARDUINO UNO R3 MENGGUNAKAN SENSOR LDR (LIGHT DEPENDENT RESISTOR) DAN SENSOR AIR HUJAN
A. Latar belakang
Perkembangan teknologi
pada masa sekarang ini sangatlah berkembang dengan pesat, hampir semua teknologi
diterapkan dalam kehidupan manusia guna mempermudah setiap aktivitasnya. Banyak
pengembangan terhadap teknologi dilakukan demi mendapatkan sebuah kemudahan,
kenyamanan yang terbaik untuk melakukan berbagai aktivitas.
Begitu juga halnya dengan kebutuhan rumah tangga seperti penjemuran pakaian, yang biasanya harus diangkat ketika cuaca mendung dan hujan bahkan pakaian sampai basah terkena hujan dikarenakan waktu yang kurang tepat untuk mengangkatnya dan juga dikarenakan cuaca yang tidak stabil. sehingga pada saat berpergian, pakaian yang ditinggalkan bisa saja diguyur hujan secara tiba-tiba. Hal ini membuat pemilik khawatir akan jemuran yang ditinggal.
Namun dengan memanfaatkan teknologi di masa sekarang ini, jemuran dapat dibuat secara otomatis, jemuran yang ditinggal pergi bahkan sampai malam hari tentuk tidak lagi membuat pemilik khawatir walaupun dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, yang awalnya cerah dan tiba-tiba mendung bahkan hujan. Untuk itu, sangat diperlukan sebuah alat yang mampu memberikan solusi dalam masalah tersebut, yaitu alat berupa Prototype Jemuran pintar yang akan keluar dan masuk kedalam rumah atau teras dan garasi secara otomatis untuk menyimpan pakaian berdasarkan keadaan cahaya dan keadaan cuaca yang ada dilingkungan tersebut.
B. Rancangan / Blog Diagram Alat
1. Blok Aktivator
Blok aktivator adalah merupakan sumber tegangan untuk mengaktifkan seluruh komponen rangkaian. Sumber tegangan yang digunakan dalam rangkaian ini terbagi menjadi dua yaitu tegangan 6V dan 9V. Sumber tegangan 6V digunakan untuk mengaktifkan driver motor L293D dan motor DC. Sedangkan tegangan 9V digunakan untuk mengaktifkan Arduino, sensor cahaya (LDR) dan sensor hujan.
2. Blok Input
Pada blok input ini
terdapat sensor cahaya (LDR) dan sensor hujan. Kedua sensor tersebut berfungsi
sebagai sumber inputan untuk microcontroller Arduino. Pada sensor cahay (LDR)
jika menerima cahaya maka LDR akan menghasilkan logic HIGH untuk input-an
Arduino, dan logic LOW jika LDR tidak menerima cahaya. Pada sensor hujan, jika penampang
sensor terkena air, maka sensor akan menghasilkan nilai digital 0 (nol) pada
microcontroller Arduino, dan menghasilkan nilai 1 (satu) jika sensor tidak
terkena air.
3. Blok Proses
Blok microcontroller
Arduino berfungsi sebagai pusat kontrol atau pengendali utama pada rangkaian. Seluruh
inputan yang masuk ke Arduino, diproses, dan kemudian ditentukan output yang
telah diprogram didalam microcontroller Arduino. IC L293D berfungsi sebagai penggerak
motor DC, yang nantinya akan menggerakkan putaran motor ke kakan dan ke kiri.
4. Blok Output
Blok output atau keluaran
dari alat jemuran otomatis adalah berupa pergerakan motor DC untuk keluar dan
masuknya jemuran, yang sebelumnya pergerakan sudah diproses oleh driver IC
L293D. Dan setiap kejadian yang diterima oleh Arduino, khususnya dalam perubahan
cuaca akan ditampilkan dalam LCD monitor.
C. Tujuan Secara Keseluruhan Dari Alat Yang Dirancang
1. Merancang sebuah prototype jemuran pintar
2. Untuk perencanaan inovasi terhadap kegiatan rumah tangga
3. Untuk merancang dan mengimplementasikan hardware dan
software Arduino Uno R3, sensor serta komponen elektronik lainnya.
D. Fungsi Sensor Yang Digunakan
1. Sensor Cahaya LDR (Light Dependent Resistor)
Sensor Cahaya LDR (Light
Dependent Resistor) berfungsi sebagai sebuah sensor cahaya dalam berbagai macam
rangkaian elektronika seperti saklar otomatis berdasarkan cahaya yang jika
sensor terkena cahaya maka arus listrik akan mengalir(ON) dan sebaliknya jika
sensor dalam kondisi minim cahaya(gelap) maka aliran listrik akan
terhambat(OFF). LDR juga sering digunakan sebagai sensor lampu penerang jalan
otomatis, lampu kamar tidur, alarm, rangkaian anti maling otomatis menggunakan
laser, sutter kamera otomatis, dan masih banyak lagi yang lainnya.
2. Sensor Air (Detektor Air)
Sensor air detektor hujan
terbuat dari papan PCB yang di rancang khusus untuk memudahkan jalur-jalur yang
dapat di basahi air. Detektor air ini merupakan jenis komponen yang akan aktif
jika terkena air hujan. Jika detektor terkena air hujan maka jalur antara
signal dan ground akan terhubung. Sehingga nilai tegangan di port akan bernilai
0 karena terhubung langsung dengan ground.
E. Masalah Yang Diselesaikan Dari Alat Tersebut
Dalam perancangan alat ini, diperlukan sebuah input data
berupa analog dan digital yang berasal dari sensor hujan, sensor cahaya atau
Light Dependent Resistor dan limit switch. Kemudian data input-an tersebut yang
masih berupa sinyal analog kemudian akan diproses oleh microkontroller Arduino
untuk dikonversikan menjadi sinyal digital. Setelah Arduino menerima sinyal
digital, selanjutnya diproses dan sistem akan melakukan perintah untuk menggerakkan
motor sesuai berdasarkan inputan yang masuk. Input yang berasal dari sensor
hujan akan memproses sebuah perintah sehingga alat akan menarik jemuran ke tempat
yang teduh. Sedangkan inputan yang berasal dari sensor LDR dapat melakukan dua
perintah, yaitu menarik tali jemuran ke dalam ruangan jika sensor mendeteksi
mendung dan menarik tali jemuran ke luar ruangan apabila mendeteksi adanya cahaya
sinar matahari.
F. Kesimpulan
Berdasarkan hasil
pembahasan dan pengujian yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Motor DC yang digunakan pada Prototype Jemuran pintar
berjumlah 1 buah. Pengaturan motor DC pada Prototype Jemuran pintar ini
menggunakan driver L293D yang digunakan untuk menggerakan motor DC yang
dipasang pada roda jemuran, dimana driver ini dapat langsung dihubungkan ke
Board Arduino sesuai dengan perintah yang ada pada mikrokontroler.
2. Prototype Jamuran Pintar ini belum bekerja dengan baik
dalam kecepatan dan respon terhadap intensitas dan kondisi cuaca yang telah
dirancang karena terdapat kekurangan dari perangkat keras dan perangkat
lunaknya.
3. Sensitivitas sensor LDR diaplikasikan dengan jarak 30 cm,
namun saat diuji pada prototype, kecepatan baca sensor lebih lambat
dibandingkan dengan kecepatan putaran motor DC.
Nim : 20192205120
Kelas : T.701
Daftar
Pustaka : https://e-journal.upp.ac.id/index.php/RJOCS/article/view/1336/1068
Komentar
Posting Komentar